Bandar Lampung,Pikirancendekia.com – Kepala RSUD Demang Sepulau Raya, Lampung Tengah  dr. Otneil, tidak berperasaan. Hal itu diungkapkan Sekretaris DPD Forkorindo (Forum Komunikasi Rakyat Indonesia) provinsi Lampung Arry Oktavia. SH,  terkait pernyatan dr.Otneil tentang kepulangan jenazah bayi naik angkot yang menyebar diberbagai media massa saat ini. Kamis (12/10)

Arry Menuturkan,   ungkapan dr. Otneil (Kepala RSUD Demang Sepulau Raya) yang menyatakan “Pasien adalah warga tidak mampu, karenanya kita tawarkan antar gratis namun mereka tidak mau” merupakan pernyataan diluar perasaan. Sebab, akibat pernyataan dr. Otneil serta sepeninggalan anaknya, pasangan Pasutri (Chandra Pratama dan Ermilia Sari) kini alami derita bathin.” Bagaimana tidak mengalami derita bathin, persalinan melalui operasi cesar, biaya yang dikeluarkan jutaan, sudah itu ada pernyataan dari dr. Otneil yang menyatakan “pasien adalah warga tidak mampu, karenanya kita tawarkan antar gratis namun mereka tidak mau”, apa itu bukan penderitaan bathin. Oleh karena itulah saya katakan, bahwa ungkapan dr. Otneil ini tidak memiliki perasaan”. Katanya Arry Oktavia. SH (Sekretaris DPD Forkorindo Lampung)

Ungkapan tidak berperasaan yang berujung pada penderitaan bathin tersebut lanjut Arry, semestinya segera ditanggapi Bupati Lampung Tengah Dr. Ir. Mustafa dengan cara mengunjungi keluarganya. Selain itu, Arry juga meminta kepada Bupati agar mengevaluasi kinerja direktur RSUD dimaksud pasca terjadinya peristiwa jenazah bayi pulang naik angkot.”Saya yakin Bapak Mustafa mau mengunjunginya, karena sepengetahuan saya bapak Mustafa adalah orang yang bersifat arif, bijaksana dan memiliki jiwa kemanusiaan tinggi. Disamping itu juga, saya berharap bapak Mustafa bisa memberi sanksi tegas kepada dr. Otneil, setelah adanya kejadian memilukan yang menimpa keluarga membawa jenazah bayi naik angkot ini”. Pintanya

Kemarin, Kepala RS setempat dr. Otneil membantah bahwa pihaknya tidak memfasilitasi ambulan gratis bagi pasien. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menerapkan prosedur yang ditetapkan. Menurutnya pasien tidak mengunakan angkot fasilitas umum, melainkan angkot milik salah satu keluarga pasien. Saat pasien meninggal, pihak keluarga menanyakan biaya mobil ambulan. Maka sesuai prosedur, pihak RS mengunakan tarif sesuai Perda yakni dibebankan bagi yang mampu dan gratis bagi yang tidak mampu.”Pasien adalah warga tidak mampu, karenanya kita tawarkan antar gratis namun mereka tidak mau. Salah satu keluarga pasien ada yang punya mobil angkot, mereka memutuskan naik angkot milik keluarganya,” jelas dr. Otneil, Selasa, 10/10/2017.

Menurutnya pelayanan RSUD Demang Sepulau Raya sudah sangat prosedural. Untuk itu pihaknya membantah terkait informasi RSUD Demang tidak memfasiitasi ambulan gratis bagi pasien “Pelayanan kita di rumah sakit sangat prosedur, bahkan kita bisa jemput pasien di rumah tanpa biaya,” imbuhnya

Selanjutnya, pernyataan Kepala RSUD Demang Sepulau Raya dr.Otneil ini tidak dibenarkan lantaran bertolak belakang dengan kenyataan, pernyataan itupun dinilai lukai perasaan keluarga Chandra Pratama –  Ermilia Sari (Orang tua almarhum bayi), yang  kini masih dalam keadaan shock.” Tidak ada yang menawarkan kami mengantarkan jenazah gratis seperti yang dikatakan bapak ini, itu tidak ada. Kalau memang benar ada penawaran dari mereka, mana mungkin saya membiarkan anak terbaring lama disitu. Sekarang kita berpikir jauh saja, anak saya meninggal pukul 1:10 wib, jenazah diberangkatkan dari RSUD Demang Sepulau Raya hampir adzan maghrib, terus sampai di Menggala hampir jam 8 malam, kemudian jenazah anak saya langsung dimakamkan malam itu juga. Coba kalau benar mereka menawarkan, pastinya langsung saya terima, anak saya juga dimakamkan pada waktu sore hari. Jadi penawaran itu tidak ada, dan siapa juga yang tidak mau ditawarkan secara gratis, pasti kita semuanya mau”. Terangnya Chandra dengan nada sedih (Rabu 11/10)

Lain halnya dengan Jhony (Keluarga Chandra), Ia menyikapi tentang Angkot keluarga yang disebutkan pihak RS Demang Sepulau Raya. Menurut Dia, walaupun dikatakan angkot keluarga, apapun bentuknya kendaraan yang dipakai membawa jenazah bayi itu, adalah angkot yang dipergunakan untuk angkutan fasilitas umum.” Ya ini angkot yang digunakan untuk mengangkut fasilitas umum. Kalau bukan untuk mengangkut fasilitas umum, bukan angkot lah, kendaraan pribadi namanya. Kami pinjam angkot ini pun bukan pinjam saja, kami memberikan uang 50 ribu kepada pemilik dan membelikan nya bensin, uang itu juga masih hutangan dan sampai saat ini belum terbayar”. Tuturnya (tim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here